Niagaindo.com, Jambi – Badan Urusan Logistik (Bulog) Jambi menghimbau masyarakat, untuk meningkatkan kewaspadaan, terhadap penjualan beras murah yang dijajakan melalui Sosial media di Internet, khususnya untuk Merk SPHP (Stabilisasi Pasokan Dan Harga Pangan).
Hal ini disampaikan oleh Caniago, bagian pelayanan Bulog Jambi, pada hari Selasa 27 Agustus 2024, terkait banyaknya masyarakat yang sudah mengadu ke Bulog Jambi, bahwa diri mereka sudah jadi korban dari praktik penipuan, uangnya sudah di trnasfer, tetapi beras merk SPHP yang telah lunas dibayar itu tidak kunjung datang.
Staf bagian pelayanan penjualan beras Bulog itu lebih jauh menjelaskan kepada awak media ini, bahwa. Bulog Jambi tidak pernah menawarkan penjualan beras merk SPHP yang ditanganinya itu via Sosial media, apalagi harga berasnya dijual dengan harga Rp 50.000 per sak, ukuran 5 Kg, itu sudah tidak benar, jelasnya.
Menurut keterangan diantara korban, mereka tertarik untuk membeli beras tersebut, untuk dijual lagi di lingkungan rukun tetangganya, khususnya bagi kalangan papan bawah, dengan harga sekitar Rp 55.000/ sak, ukuran 5 Kg. Karena penjualan beras di warung, harganya mencapai Rp 17.000/Kg , jenis beras Primium.
Diantara korban juga menjelaskan, dari penawaran melalui Sosmed, yang mengaku sebagai penjual beras itu meminta nomor WhatsApp (WA) korban, kemudian terjadi pembicaran panjang-lebar, dan untuk meyakinkan pembelinya, yang mengaku sebagai penjual beras itu mengirimkan peta lokasi di mana gudang mereka berada (Serlok).
Dari hasil pembicaraan orang yang mengaku sebagai penjual beras tersebut juga meminta nama, serta minta di Serlok, alamat calon pembeli. Kemudian yang mengaku sebagai penjual beras itu bertanya, tentang berapa banyak beras yang dibutuhkan. Setelah calon pembeli menjelaskan jumlah sak beras yang akan dibelinya, ditindak lanjuti dengan tawar menawar harga.
Setelah ada kesepakatan harga dan jumlah sak beras yang di inginkan oleh pembeli, maka yang mengaku sebagai penjual beras itu meminta, agar uangnya di tranfer terlebih dahulu, melalui nomor rekening yang dikirimkan oleh yang mengaku sebagai penjual, kepada calon pembeli. Setelah uang di transfer, yang mengaku sebagai penjual minta, agar bukti pembayaran itu dikirimkan kepadanya.
Setelah sesi transfer uang dilakukan, pembeli bertanya kepada yang mengaku sebagai penjual. Kapan beras yang telah dibayarnyaitu diantar ke tempat pembeli. Dengan gaya bahasa yang meyakinkan itu, yang mengaku sebagai penjual mengatakan, nanti saya bilang sama Sopir mobilnya, mengantarkan beras itu, hari ini juga.
Namun, tepat pada hari yang dijanjikan, beras itu belum juga diantar ketempat pembeli. Pada hari ke dua, pembeli berulang kali menelpon nomor WA pada orang yang mengaku sebagai penjual, namun tidak diangkat, dan orang yang mengaku sebagai penjual itu membalas dengan WA, katanya. Mohon maaf, saya lagi sibuk melayani pesanan lainnya. Silahkan tinggalkan pesan saja, begitu seterusnya.
Caniago, bagian pelayanan Bulog Jambi juga mengakui, sudah banyak korban dari praktek penipuan, dengan alasan sebagai penjual beras SPHP, nilainya hingga jutaan rupiah. Untuk itu Caniago meminta, agar masyarakat tidak mudah mentransfer pembayaran, dalam setiap pembelian via Sosmed. Sebaiknya, barang yang di inginkan diterima terlebih dahulu, baru dilakukan pembayaran/ ditransfer.(Redaksi)*